Seiring pertumbuhan pesat pengguna perangkat Android, risiko keamanan yang ditimbulkan oleh serangan malware juga mengalami peningkatan signifikan. Deteksi malware menggunakan platform multi-engine seperti VirusTotal dan ReversingLabs telah menjadi praktik umum dalam dunia keamanan siber. Namun, hasil deteksi dari platform tersebut kerap menghasilkan skor yang sulit ditafsirkan secara langsung, sehingga menyulitkan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan akurat.
Menjawab permasalahan tersebut, salah satu mahasiswa Sekolah Vokasi UGM Nikita Christy Alfeana di tahun ini mengembangkan sebuah model penilaian risiko berbasis pendekatan fuzzy sebagai proyek akhir dengan dosen pembimbing adalah Anni Karimatul Fauziyyah, S.Kom., M.Eng. Pendekatan ini dirancang untuk mengurangi ambiguitas hasil deteksi malware dengan memberikan klasifikasi yang lebih jelas dan dapat diinterpretasikan secara praktis. Model ini mengombinasikan hasil deteksi dari dua platform terkemuka, yaitu VirusTotal dan ReversingLabs, dan menerapkan logika fuzzy guna menentukan tingkat risiko malware secara lebih terstruktur.
Penelitian dilakukan melalui metode eksperimen kuantitatif dengan tahapan utama meliputi kalkulasi sistem fuzzy, eksplorasi berbagai parameter, serta integrasi hasil deteksi dari dua mesin analisis. Dataset yang digunakan terdiri dari 1000 sampel malware yang diambil dari platform MalwareBazaar, lalu dianalisis menggunakan skrip Python untuk membentuk klasifikasi tingkat risiko malware ke dalam lima kategori yaitu, Very Unlikely, Unlikely, Possible, Likely, danVery Likely.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa pendekatan fuzzy berhasil meningkatkan efektivitas penilaian risiko, dengan nilai korelasi yang tinggi terhadap hasil deteksi VirusTotal (0,92) dan ReversingLabs (0,96). Dengan demikian, model ini tidak hanya memberikan informasi yang lebih mudah dipahami oleh pengguna, tetapi juga mendukung analisis tren keamanan yang lebih akurat dalam jangka panjang. Inovasi ini diharapkan mampu membantu profesional keamanan dan pengembang aplikasi dalam melakukan deteksi dini terhadap potensi ancaman digital. Untuk selengkapnya dapat baca di sini.