Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) adalah skema beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia untuk mengikuti program mobilitas selama satu semester di universitas-universitas ternama dan industri-industri terkemuka di luar negeri. IISMA menawarkan dua skema untuk mahasiswa sarjana dan vokasi. Jalur Vokasi sendiri diperuntukkan bagi mahasiswa aktif Diploma 3 dan Diploma 4 (Sarjana Sains Terapan) dari Pendidikan Tinggi Vokasi di bawah Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Terdapat dua mahasiswa Teknologi Rekayasa Internet yang berhasil meraih beasiswa IISMAVO, Aditya Fadlil Achmad (Fadlil) dan Lathifah Zumaemah (Ifa), yang berbagi cerita unik serta tips berharga bagi calon penerima yang akan datang.
Ifa berhasil lolos untuk melaksanakan studi di Mohawk College (Canada) dengan jurusan Information and Technology (Computer Networks, Mobility, Security), sedangkan Fadlil berhasil lolos di Swinburne University of Technology dengan jurusan Information and Technology (General).
Fadlil bercerita bahwa keinginannya untuk merasakan pembelajaran dari sudut pandang baru dan mengeksplorasi pengalaman belajar di luar negeri mendorongnya untuk mendaftar IISMA. Pilihan kampusnya jatuh pada kampus yang berada di Australia karena dekat secara geografis dengan Indonesia namun menawarkan perbedaan budaya dan lingkungan akademik yang signifikan.
Sementara itu, Ifa mengungkapkan bahwa ia tertarik dengan IISMA karena program tersebut menyediakan sumber daya yang melimpah bagi para penerima. Pilihannya jatuh pada Mohawk College di Kanada karena kesesuaian program studi dengan minat pribadinya serta ketertarikan akan negara tersebut.
Esai IISMA bukan sekadar rangkaian kata, tapi cerminan mendalam dari setiap pribadi yang mendaftar. Di dalamnya terdapat kisah-kisah tentang perjalanan akademik dan non-akademik, cita-cita untuk berkontribusi dalam komunitas, serta tantangan-tantangan yang dihadapi selama studi. Fadlil dengan berani memaparkan bagaimana ia berhasil menghadapi semester yang penuh tekanan. Sedangkan Ifa menekankan pentingnya menunjukkan usaha maksimal, ketabahan, dan doa dalam menghadapi proses seleksi. “100% efforts plus doa deh kayanya ya. pokoknya kasih effort yang maksimal, maintain resilience and perseverance di semua keadaan saat selection process, make sure saat masukin semua dokumen dan persyaratannya benar; jangan melakukan kesalahan minor, dan berdoa yang banyak,” tutur Ifa.
Persiapan untuk IISMA melibatkan persiapan tes kemampuan bahasa Inggris (EPT) selama sekitar 2 bulan, sementara essay dan dokumen lainnya memakan waktu sekitar 2-3 minggu. Proses ini melibatkan pengumpulan tanda tangan dari berbagai pihak, termasuk dosen dan dekan.
Dengan cerita dan tips berharga dari Fadlil dan Ifa, semoga calon penerima IISMA dapat mempersiapkan diri dengan baik dan meraih kesuksesan di luar negeri. Selamat berjuang dan semoga sukses!