Dalam era digital yang terus berkembang, teknologi cloud computing telah menjadi pondasi penting bagi berbagai inovasi, termasuk dalam bidang keamanan dan identifikasi digital. Salah satu penerapan modern yang menarik perhatian adalah integrasi sistem pengenalan wajah (face recognition) dengan layanan cloud, yang menawarkan keunggulan dalam hal skalabilitas, fleksibilitas, serta akses data secara real-time.
Penelitian yang dilakukan oleh Shyam Saefurrochman Nur Awaludin bersama Yuris Mulya Saputra, S.T., M.Sc., Ph.D. selaku dosen program studi ini memanfaatkan layanan dari Amazon Web Services (AWS). Sistem ini menggunakan kombinasi teknologi frontend React, layanan AI dari Amazon Rekognition, serta layanan pendukung seperti API Gateway, AWS Lambda, S3 Bucket, dan DynamoDB untuk membangun arsitektur yang aman dan efisien.
Melalui antarmuka berbasis React, pengguna dapat mengunggah gambar wajah secara real-time. Proses autentikasi diatur melalui Identity and Access Management (IAM) sebelum data diteruskan ke Lambda untuk diproses lebih lanjut. Gambar disimpan sementara di S3 Bucket, lalu Lambda memanggil model AI dari Amazon Rekognition untuk melakukan deteksi dan identifikasi wajah. Sistem kemudian mencocokkan wajah yang terdeteksi dengan data yang tersimpan di DynamoDB. Setiap data pengenalan yang berhasil akan dicatat lengkap dengan informasi seperti FaceID, nama depan, dan nama belakang ke dalam database.
Arsitektur sistem yang dikembangkan menunjukkan performa yang sangat baik, dengan rata-rata latensi proses di bawah 1,5 detik, bahkan saat melakukan deteksi wajah secara real-time. Hal ini membuktikan efektivitas integrasi cloud dan AI dalam membangun sistem pengenalan wajah yang responsif dan dapat diandalkan. Cek selengkapnya di sini.