Pengembangan Internet of Things (IoT) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang cepat. Pada tahun 2022, jumlah perangkat IoT akan mencapai 400 juta, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 678 juta pada tahun 2025. Pertumbuhan ini membuka peluang yang signifikan untuk pengembangan berbagai solusi berbasis IoT, terutama di sektor strategis seperti pertanian.
Sektor pertanian adalah salah satu kasus yang paling mungkin saat menggunakan IoT mengingat perlunya sistem pemantauan lingkungan yang akurat dan real-time. Sensor suhu, kelembaban udara, dan kualitas gas memungkinkan petani untuk menerima data yang membantu mereka meningkatkan produktivitas dan menjaga kondisi sistem. Namun, tantangan umum dengan sistem pemantauan media penanaman adalah akses data yang terbatas, terutama ketika pemantauan dari berbagai jaringan.
Penelitian yang dilakukan oleh Desi Yunikaputri dengan dosen pembimbing Alif Subardono pada tahun 2024, diberi judul “Pengembangan Sistem Pemantau Media Tanam Berbasis Cloud Secara Nirserver Menggunakan Amazon Web Services (AWS)” menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Sistem ini dirancang dengan pendekatan serverless architecture, di mana data dari sensor dikirimkan secara langsung ke AWS IoT Core menggunakan protokol MQTT. Data tersebut kemudian dikelola dan disimpan di Amazon Timestream, memungkinkan proses live analytics yang efisien dan responsif. Lalu visualisasi data dilakukan melalui Amazon Managed Grafana, memberikan tampilan yang informatif dan mudah diakses oleh pengguna dari berbagai jaringan.
Pengujian sistem menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Arsitektur yang dibangun tidak hanya berfungsi stabil dan responsif, tetapi juga memberikan performa tinggi dengan nilai throughput sebesar 90,60 bps dan delay hanya 0,89 milidetik. Keunggulan ini menjadikan sistem tersebut ideal untuk diterapkan dalam kondisi lapangan yang menuntut akses data secara cepat dan akurat.