Pada penghujung Oktober 2024, delapan mahasiswa Program Studi Teknologi Rekayasa Internet (TRI) dari Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada turut serta dalam ajang Fabcamp Challenge 2024. Acara yang berlangsung selama lima hari ini bukan sekedar kompetisi, namun juga wadah eksplorasi, di mana para peserta dari berbagai latar belakang berkumpul, berbagi ide, dan bekerja sama untuk menghasilkan solusi kreatif dalam waktu terbatas. Salah satu karya inovatif mereka adalah Tutup Kompos Pintar, sebuah perangkat berbentuk bundar yang dirancang untuk mengoptimalkan proses pengomposan. Tidak hanya itu, ada juga menciptakan sensor kompos yang dapat memantau suhu, kelembapan, temperatur, dan pH kompos, menjadikan teknologi ini sebagai terobosan di bidang pengelolaan sampah, dan masih banyak lainnya.
Berikut ialah daftar partisipan dan panitia dari program studi Teknologi Rekayasa Internet
Peserta:
- Amelia Putri Kayla (Teknologi Rekayasa Internet – 2022)
- Andini Nareswari R. (Teknologi Rekayasa Internet – 2023)
- Rizky Wildansani (Teknologi Rekayasa Internet – 2023)
- Husna Nurul Farida (Teknologi Rekayasa Internet – 2023)
- Kharisma S. (Teknologi Rekayasa Internet – 2022)
- Nafilla Zahra P. (Teknologi Rekayasa Internet – 2023)
- Edgina Jasmine A. (Teknologi Rekayasa Internet – 2023)
- Arista Ilyatus S. P. (Teknologi Rekayasa Internet – 2023)
Panitia:
- Akhliqa Zahira A. P. (Teknologi Rekayasa Internet – 2023)
Salah seorang peserta, Amelia Putri Kayla, atau yang akrab dipanggil Kayla, menceritakan pengalaman timnya dalam saat mengikuti ajang ini. Fabcamp Challenge 2024 diikuti oleh enam tim, masing-masing terdiri dari 8 hingga 11 anggota. Setiap tim diberikan tema—renewable energy atau waste management—dan ditantang untuk menciptakan prototipe sesuai tema yang dipilih. Tim Kayla memilih inovasi energi terbarukan, dengan menggabungkan kekuatan angin dan sinar matahari untuk menghasilkan listrik yang stabil.
Di hari pertama, para peserta diajak mengunjungi Pantai Mlarangan Asri dan lokasi budidaya maggot, sebuah kesempatan untuk mengamati langsung permasalahan lingkungan yang ada. Malamnya, setelah mengikuti serangkaian workshop, para peserta langsung melakukan brainstorming terkait ide prototipenya. Tim Kayla, memiliki ide untuk membuat sebuah stasiun pengisian daya berbasis energi terbarukan. Kayla mengatakan, “Karena kelompok kami mendapat tema renewable energy, kami memilih untuk menggabungkan turbin angin dan panel surya untuk menghasilkan listrik, lalu menyimpannya dalam baterai agar bisa diakses kapan saja.”
Hari-hari selanjutnya diwarnai dengan berbagai kegiatan yang cukup padat. Ketika sampai pada hari ketiga, mereka fokus penuh menyelesaikan prototipe, menyusun paper, dan menyiapkan presentasi. Kayla mengungkapkan, “Hari ketiga benar-benar sibuk. Saya bahkan hanya tidur sekitar dua jam.”
Pada hari keempat, seluruh tim mempresentasikan karya mereka di hadapan juri, menjelaskan proses dan keunikan inovasi yang mereka bawa. Akhirnya, di hari kelima, para peserta berkesempatan untuk melepas penat dengan berkunjung ke Waduk Sermo.
Menceritakan pengalaman berharganya, Kayla tak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap timnya. Ia menuturkan, “Acara ini benar-benar worth it! Saya dipaksa keluar dari zona nyaman dan mencoba hal-hal yang sebelumnya bahkan tak terbayangkan. Tim saya luar biasa, dan saya sangat bersyukur bisa bersama mereka.”
Untuk teman-teman yang tertarik mengikuti ajang serupa di tahun depan, Kayla memberi pesan, “Kuatin niat, karena acara seperti ini menuntut kerja keras dan pemikiran kritis. Kalau hanya ikut-ikutan, mungkin akan terasa berat. Tapi jika ikhlas menjalani, semua pengalaman dan pembelajaran yang didapatkan benar-benar sepadan.”
Keikutsertaan mahasiswa TRI dalam Fabcamp Challenge 2024 menjadi bukti bagaimana anak bangsa memiliki potensi besar untuk berkarya dan memberikan kontribusi nyata bagi permasalahan lingkungan melalui inovasi teknologi. Kami bangga menyaksikan semangat dan ketekunan mereka dalam menciptakan solusi berbasis teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.