Dalam langkah signifikan untuk meningkatkan kualitas dan relevansi pendidikan, Program Studi Teknologi Rekayasa Internet (TRI) di Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM) telah mengumumkan pembaruan komprehensif terhadap syarat kelulusan. Inisiatif ini bertujuan untuk menyelaraskan kompetensi mahasiswa dengan kebutuhan industri global sambil mematuhi prinsip-prinsip Sustainable Development Goals (SDGs). Standar baru ini dirancang untuk mendorong pembangunan, pendidikan untuk keberlanjutan, dan akses terhadap teknologi bersih.
Sebagai bagian penting dari persyaratan kelulusan, mahasiswa TRI harus memenuhi salah satu dari kriteria sertifikat bahasa Inggris berikut untuk menunjukkan kemampuan berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan global:
- Academic English Proficiency Test (AcEPT)
- International English Language Testing System (IELTS)
- Test of English as a Foreign Language (TOEFL), baik Internet Based Test (IBT) maupun Institutional Testing Program (ITP)
- Test of English Proficiency (TOEP)
- Test of English for Vocational Student (TEVocS)
- Atau tes lain yang setara dan diakui oleh UGM
Selain itu, pengembangan keahlian teknis yang berkelanjutan adalah fokus utama dalam kurikulum TRI. Mahasiswa diwajibkan memiliki salah satu dari sertifikat kompetensi berikut yang relevan dengan profil prodi dan kebutuhan industri:
- Sertifikat internasional minimal level associate seperti CCNA, MTCNA, HCIA, atau ACA
- Sertifikat nasional yang diterbitkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
Kriteria kelulusan yang diperbarui menekankan pentingnya pembelajaran adaptif, yang sangat penting di era teknologi yang berkembang pesat saat ini. Dengan mengintegrasikan aplikasi dunia nyata dan kemitraan industri ke dalam kurikulum, TRI bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar kerja. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan daya saing tetapi juga mendorong pembelajaran seumur hidup, yang merupakan komponen kunci dari pendidikan untuk keberlanjutan.
Salah satu elemen inti dari standar baru ini adalah penggabungan teknologi bersih ke dalam kurikulum. Seiring dunia semakin beralih ke praktik berkelanjutan, TRI menyadari perlunya lulusan yang terampil dalam teknologi ramah lingkungan. Fokus pada teknologi bersih ini sejalan dengan SDGs, khususnya Tujuan 9, yang menekankan pentingnya membangun infrastruktur yang tangguh dan mendorong inovasi.
Selain itu, program ini berkomitmen untuk meningkatkan akses internet bagi semua mahasiswa. Di era digital, akses internet sangat penting untuk pendidikan dan pembangunan. TRI sedang bekerja untuk memastikan bahwa semua mahasiswa memiliki sumber daya yang diperlukan untuk terlibat dengan platform pembelajaran online dan alat digital. Inisiatif ini tidak hanya mendukung keberhasilan akademis tetapi juga mempersiapkan mahasiswa untuk menavigasi ekonomi digital secara efektif.
Selain keterampilan teknis, persyaratan kelulusan baru juga menekankan keterampilan lunak seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi. Kompetensi ini sangat penting bagi mahasiswa untuk beradaptasi dengan berbagai lingkungan kerja dan memberikan kontribusi positif bagi komunitas mereka. Dengan mendorong pengalaman pendidikan yang holistik, TRI bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya mahir secara teknis tetapi juga bertanggung jawab secara sosial.
Implementasi standar baru ini diharapkan memiliki dampak mendalam pada komunitas lokal dan global. Dengan menyelaraskan pendidikan dengan kebutuhan industri dan praktik berkelanjutan, TRI mengambil pendekatan proaktif untuk mengatasi tantangan abad ke-21. Inisiatif ini sangat relevan di negara berkembang, di mana akses terhadap pendidikan dan teknologi berkualitas dapat secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial.
Sebagai bagian dari inisiatif ini, TRI juga akan menjalin kemitraan dengan berbagai industri dan organisasi. Kolaborasi ini akan memberikan mahasiswa kesempatan untuk magang, proyek praktis, dan paparan terhadap tantangan dunia nyata. Pengalaman semacam itu sangat berharga dalam menjembatani kesenjangan antara pengetahuan teoritis dan aplikasi praktis, memastikan bahwa lulusan siap untuk karir masa depan mereka.
Komitmen terhadap pendidikan untuk keberlanjutan bukan hanya tren; itu adalah kebutuhan untuk masa depan. Dengan memprioritaskan pendidikan yang adaptif dan berkelanjutan, TRI menetapkan tolok ukur bagi institusi pendidikan lainnya di Indonesia dan sekitarnya. Pendekatan berpikir maju ini tidak hanya akan menguntungkan mahasiswa tetapi juga berkontribusi pada tujuan pembangunan berkelanjutan yang lebih luas.
Sebagai kesimpulan, program TRI di UGM memimpin jalan dalam mendefinisikan ulang standar kelulusan untuk memenuhi tuntutan dunia yang berubah. Dengan fokus pada pembangunan, pendidikan untuk keberlanjutan, dan akses terhadap teknologi bersih, TRI mempersiapkan mahasiswanya untuk menjadi pemimpin di bidang mereka. Inisiatif ini adalah bukti kekuatan pendidikan dalam mendorong perubahan positif dan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).