I-Clouder adalah suatu inovasi dari mahasiswa Program Studi Teknologi Jaringan Sekolah Vokasi UGM dalam berkontribusi pada pemanfaatan sumber energi terbarukan yang diterapkan secara nyata. Pengembangan ini sangat relevan disaat sumber energi tak terbarukan seperti BBM maupun LPG cukup fluktuatif dari sisi harga maupun ketersediaannya. Hal ini cukup menyulitkan masyarakat pemilik usaha kecil menengah seperti penjual makanan menggunakan gerobak dorong, misalnya. Dengan adanya inovasi I-CLOUDER ini mereka dapat merasakan ketenangan dalam menjalankan usahanya karena tidak perlu khawatir akan kelangkaan bahan bakar gas.
Tim pengembang I-Clouder ini diketuai oleh Bagas Prakasa, pada Jum’at (3/7) di UGM menjelaskan konsep dari I-Clouder, dimana “alat ini memanfaatkan penggunaan panas matahari sebagai sumber daya utama dan dikontrol dengan menggunakan mikrokontroller berbasis Arduino. Melalui solar cell, I-CLOUDER menggunakan Turbular Heater pada sisi pemanas sebagai pengganti kompor”
Bersama dengan anggota tim lainnya yaitu Arief Noor R, Indri Damayanti, Adiesta Ega, dan Khoerul Anam,Bagas menambahkan kondisi masyarakat yang kesulitan dalam menghadapi kelangkaan dan fluktuatif-nya harga gas melon memiliki dampak yang cukup terasa bagi pelakuk UKM makanan lokal tradisional. Hal ini mempengarui kenaikan biaya pada kebutuhan energi sehingga beresiko kerugian. Inilah yang melatarbelakangi pembuatan I-CLOUDER, “karena alat ini dapat pula mengatur suhu pada panci secara otomatis berdasarkan kebutuhan penjual,” kata Bagas.
Arief Noor Rahman menjelaskan lebih rinci tentang sistem kerja I-CLOUDER, dimulai dari perangkat solar cell sebagai penangkap panas matahari yang selanjutnya diteruskan ke akumulator untuk disimpan dan akan dikontrol oleh perangkat bernama Charging Controller. Daya yang telah disimpan pada akumulator ini nantinya akan dipergunakan untuk menghidupkan Box Controller.
Dijelaskan bila bagian box controller didalamnya berisi komponen elektronis dan Arduino. Sementara untuk menghidupkan Turbular Heater menggunakan Inverter guna mengubah arus DC menjadi AC.
“Sensor suhu LM35 akan mendeteksi suhu yang ada di sekitar panci dan akan ditampilkan pada LCD, selanjutnya akan memberikan informasi ke relay untuk memutus arus jika suhu yang dikehendaki sudah tercapai, dan akan membuka arus kembali jika suhu belum tercapai”, ungkap Arif Noor.
Khoerul Anam menambahkan penggunaan sumber energi matahari menjadikan I-CLOUDER sebagai alat yang ramah lingkungan. Alat inipun dinilai mandiri, tidak terpengaruh dengan kebijakan pemerintah mengenai energi.
“Yang pasti lebih efisien karena suhu yang didalam panci nantinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan penjual. Sebagai Program Kreativitas Mahasiswa, diharapkan alat ini nantinya dapat diterapkan secara real dan dikembangkan bukan hanya bagi pedagang makanan lokal tradisional,” papar Khoerul Anam. (dikutip dari laman ugm.ac.id)